PERKEMBANGAN TERBARU MRT JAKARTA
Setelah menunda selama 23 tahun pemerintah memulai proses pembangunan Mass Rapid Transit Jakarta atau Angkutan Cepat Terpadu Jakarta pada 2013 lalu. Saat ini sedang dikerjakan jalur Selatan- Utara tahap I yang telah dikerjakan lebih dari 50 persen dan ditargetkan selesai 2019.
Konstruksi mass rapid transit (MRT) meliputi pembangunan terowongan jalur bawah tanah (tunnel) mulai dari Senayan sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga sekarang masih terus dikebut pekerjaannya.
Pembangunan ini menggunakan empat mesin bor bawah tanah pada paket pekerjaan konstruksi bawah tanah.
"Kami sekarang sedang tunneling work (membangun terowongan). Panjangnya 3.412,5 meter. Rencananya pekerjaan tunneling selesai pada akhir tahun 2016," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami, di Kantor MRT Jakarta, Rabu (27/7/2016)
Terkait biaya yang telah dihabiskan selama ini untuk pembangunan proyek MRT Jakarta, Nasyir mengatakan, dirinya belum bisa memberitahukannya. Dia menuturkan, nilai pembangunan MRT Jakarta nantinya akan melalui verifikasi.
Dia mengungkapkan, pembangunan proyek MRT Jakarta kemungkinan mengalami pembengkakan karena adanya perubahan aturan. Adapun terkait besaran pembengkakan biaya, dia juga enggan memberitahukannya.
Sementara itu terkait penyelesaian proyek MRT Jakarta, dia mengungkapkan, perusahaan masih optimistis dapat selesai pada akhir 2018 atau awal 2019.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, proses pembebasan lahan pembangunan MRT masih terkendala karena belum ada kesepakatan harga antara Pemprov dengan pemilik lahan.
Dia menuturkan, Pemprov DKI Jakarta membutuhkan sekitar Rp21 miliar untuk melakukan pembebasan lahan. Oleh karena itu, ucapnya, pihaknya akan mengajukan hal tersebut dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P).
Mengenai perkembangan kemajuan proyek MRT Jakarta, Division Head of Project Control and Reporting MRT Jakarta Arif Rahmat mengatakan, area konstruksi MRT di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, dan Setiabudi memasuki tahapan pembangunan entrance dan cooling tower/ventilation tower (CT/VT).
Arif menuturkan, perusahaan akan membangun entrance dan CT/VT di sepanjang pedestrian Jalan Sudirman. Pembangunan itu, imbuhnya, akan membuat pergerseran area kerja di titik-titik stasiun di sepanjang Jalan Sudirman.
Menurut Arif, pembangunan di titik Stasiun Senayan akan bergeser ke sisi timur stasiun pada 25 Juni 2016 hingga awal Juni 2017. Sementara itu, dia menambahkan, pembangunan di Stasiun Istora akan terjadi di sisi barat stasiun pada pertengahan Agustus 2016 sampai awal Oktober 2017.
Setelah menunda selama 23 tahun pemerintah memulai proses pembangunan Mass Rapid Transit Jakarta atau Angkutan Cepat Terpadu Jakarta pada 2013 lalu. Saat ini sedang dikerjakan jalur Selatan- Utara tahap I yang telah dikerjakan lebih dari 50 persen dan ditargetkan selesai 2019.
Konstruksi mass rapid transit (MRT) meliputi pembangunan terowongan jalur bawah tanah (tunnel) mulai dari Senayan sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga sekarang masih terus dikebut pekerjaannya.
Pembangunan ini menggunakan empat mesin bor bawah tanah pada paket pekerjaan konstruksi bawah tanah.
"Kami sekarang sedang tunneling work (membangun terowongan). Panjangnya 3.412,5 meter. Rencananya pekerjaan tunneling selesai pada akhir tahun 2016," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami, di Kantor MRT Jakarta, Rabu (27/7/2016)
Terkait biaya yang telah dihabiskan selama ini untuk pembangunan proyek MRT Jakarta, Nasyir mengatakan, dirinya belum bisa memberitahukannya. Dia menuturkan, nilai pembangunan MRT Jakarta nantinya akan melalui verifikasi.
Dia mengungkapkan, pembangunan proyek MRT Jakarta kemungkinan mengalami pembengkakan karena adanya perubahan aturan. Adapun terkait besaran pembengkakan biaya, dia juga enggan memberitahukannya.
Sementara itu terkait penyelesaian proyek MRT Jakarta, dia mengungkapkan, perusahaan masih optimistis dapat selesai pada akhir 2018 atau awal 2019.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, proses pembebasan lahan pembangunan MRT masih terkendala karena belum ada kesepakatan harga antara Pemprov dengan pemilik lahan.
Dia menuturkan, Pemprov DKI Jakarta membutuhkan sekitar Rp21 miliar untuk melakukan pembebasan lahan. Oleh karena itu, ucapnya, pihaknya akan mengajukan hal tersebut dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P).
Mengenai perkembangan kemajuan proyek MRT Jakarta, Division Head of Project Control and Reporting MRT Jakarta Arif Rahmat mengatakan, area konstruksi MRT di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, dan Setiabudi memasuki tahapan pembangunan entrance dan cooling tower/ventilation tower (CT/VT).
Arif menuturkan, perusahaan akan membangun entrance dan CT/VT di sepanjang pedestrian Jalan Sudirman. Pembangunan itu, imbuhnya, akan membuat pergerseran area kerja di titik-titik stasiun di sepanjang Jalan Sudirman.
Menurut Arif, pembangunan di titik Stasiun Senayan akan bergeser ke sisi timur stasiun pada 25 Juni 2016 hingga awal Juni 2017. Sementara itu, dia menambahkan, pembangunan di Stasiun Istora akan terjadi di sisi barat stasiun pada pertengahan Agustus 2016 sampai awal Oktober 2017.
ConversionConversion EmoticonEmoticon